Pages

Thursday, February 2, 2012

Makalah praktek kerja radio dan sejarahnya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang dan Tujuan Praktek Kerja
Di Era Globalisasi seperti saat ini bahasa merupakan kebutuhan yang sangat menunjang dalam kegiatan di segala bidang. . Kita dapat mengenal suatu negara dengan mempelajari bahasanya terlebih dahulu. Selain bahasa Inggris, saat ini Bahasa Jepang mulai berkembang, dan banyak perusahaan Jepang yang maju dan berkembang di Indonesia. ada sebuah perbedaan antara orang yang mempelajari bahasa dengan orang yang tidak mempelajari bahasa. Kemampuan bahasa asing yang kita miliki memiliki nilai jual untuk bekerja di perusahaan – perusahaan asing. Selain itu kemampuan komputer yang diaplikasikan dengan kemampuan bahasa jepang akan memiliki nilai tambah di mata perusahaan – perusahaan asing. Selain itu dengan mempelajari bahasa kita dapat memperluas pergaulan internasional dan mempromosikan kebudayaan dan ciri khas Indonesia yang sangat menarik kepada dunia. Dan pada akhirnya akan banyak wisatawan datang ke Indonesia untuk menikmati panorama di Indonesia. seluruh hal tersebut akan berdampak baik pada hubungan antar negara sehingga di masa yang akan datang Indonesia dapat memegang peranan penting dalam sektor pariwisata dan kebudayaan.


 Dari latar belakang yang telah dideskripsikan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana cara mempromosikan Indonesia kepada masyarakat dunia dengan mengunakan media Radio. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperkenalkan budaya Indonesia dan menginformasikan segala sesuatu yang sedang populer di Indonesia sehingga pendengar menjadi tertarik kepada Indonesia baik dari segi budaya maupun politik

Di Universitas Komputer Indonesia mata kuliah Praktek Kerja Lapangan adalah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa tingkat tiga semester enam. Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja adalah agar setelah lulus dari Universitas Komputer Indonesia mahasiswa bisa menjadi tenaga siap pakai di dunia kerja yang menggunakan bahasa jepang. Seperti di Radio Republik Indonesia yang mempunyai cabang SLN (Siaran Luar Negeri) yang menggunakan bahasa asing. Di antaranya menggunakan bahasa Jeang, dan saluran ini adalah saluran yang memperkenalkan Indonesia secara umum.










1.2    Metodologi Penelitian
Digunakan suatu metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus  pada perusahaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain :
1.    Observasi, yaitu mengamati secara langsung proses kerja yang dilaksanakan di dalam perusahaan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.
2.    Wawancara, yaitu melakukan dialog secara langsung dengan pihak berwenang dalam memberikan keterangan terhadap data yang dibutuhkan.
3.    Studi literatur, dilakukan dengan mencari pustaka – pustaka yang menunjang. Pustaka tersebut dapat berupa buku – buku atau mencari penjelasan yang berhubungan untuk pemecahan masalah melalui internet.

1.3    Batasan Masalah
Permasalah yang akan dibahas dalam laporan ini mencakup beberapa hal yang dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1.    Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia
2.    Pengertian Radio dan fungsinya
3.    Kegiatan Siaran Luar Negeri
4.    Nama Dan Kedudukan Organisasi Tempat Praktek Kerja




1.4    Sistematika Penulisan
Untuk mmengetahui gambaran mengenai penulisan laporan penelitian ini, makasa dibawah ini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan, sebagai berikut :

BAB I        PENDAHULUAN
        Pada bab ini, dijelaskan mengenai gambaran umum tentang laporan penelitian yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
    Bab ini menjelaskan tentang teori – teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas yaitu mengenai siaran berita mengenai Indonesia yang disiarkan diluar negeri pada laporan ini khususnya adalah negara Jepang.

BAB III    DATA HASIL PENELITIAN
    Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis terhadap hal yang telah diteliti selama melakukan penelitian di Radio Republik Indonesia. serta menjelaskan mengenai kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan selama melakukan praktek kerja lapangan, seperti mengambil Koran di Jakarta shinbun, mencari furigana, menterjemahkan berita dan kemudian disiarkan kepada masyarakat jepang.


BAB IV    ANALISA HASIL PENELITIAN
    Bab ini menjelaskan tentang hal – hal khusus yang menunjang pelaksanaan praktek kerja seperti mencari kata – kata mengenai singkatan khusus dalam bahasa jepang seperti Air susu ibu (ASI) menjadi 乳母 (Uba), Rapat paripurna 委員会(Iinkai).
BAB V    KESIMPULAN DAN SARAN
    Bab ini berisi kesimpulan dalam kegiatan yang telah di lakukan dan saran – saran mengenai kegiatan yang telah di lakukan di Radio Republik Indonesia Jakarta.













BAB II
TINJAUAN PUSAKA

2.1 Pengertian Radio dan gelombang radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan gelombang audio.
Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000 Hz, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz. Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM).
Meskipun kata 'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.







2.2 Sejarah ditemukannya radio
Perkembangan radio merupakan revolusi dibidang telekomunikasi, sebelumnya komunikasi diklakukan melalui telepon dan telegraf yang dihubungkan melalui kabel, sedangkan melalui radio komunikasi wireless (tanpa kabel) dapat dilakukan. Radio seperi penemuan yang lain ditemukan melalui berbagai eksperimen dari banyak orang. Pada tahun 1800, seseorang Profesor dari Universitas Princeton yang bernama Yoseph henry dan dan seorang fisikawan inggris yang bernama Michael Faraday bereksperimen dengan elektromagnet, dan menemukan teori induksi. Pada tahun 1864, James Clark Maxwell, seorang fisikawan Inggris yang lain, mencoba mengembangkan teori induksi yang dihubungkan dengan kecepatan cahaya. Bunyi teori maxwell adalah : Karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaiknya perubahan medan listrikpun akan dapat menimbulkan medan magnet.Akan tetapi maxwell belum dapat membuktikan hipotesanya selama hidupnya
Orang yang pertama kali menguji hipotesa. Maxwell mengenai gelombang elektro magnetic ini adalah Heinrich hertz, seorang fisikawan Jerman. Ia berhasil membuktikan teori Maxwell pada tahun 1880, dengan menggunakan kumparan Ruhmkorf. Pada tahun 1895, Guglielmo marconi, seorang penemu dari Italia, mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang menirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektro magnetic untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km. Pada tahun 1901, radio temuan marconi mengirim sinyal kode menyebrangi samudra atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temusnya yang di kenal dengan triode atau audion pada tahun 1907. Penemuan ini dapat menyiarkan dari gelombang yang masuk. Kemudian, karena pecahnya perang dunia satu, perkembangan radio menjadi agak terhambat karena siapapun tidak diizinkan untuk mengusahakan siaran radio sampai tahun 1919. Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Kemudian pada tahun 1993 ia memperkenalkan sistem frequency modulation untuk menyempurnakan isitem sebelumnya ( Amplitudo Modulation )
Kelebihan sistem FM ( frequency modulation ) dibandingkan dengan AM adalah
1. dapat menghilangkan inreferensi atau gangguan oleh gelombang radio lain
2. menghilangkan gangguan berisik oleh pengaruh cuaca seperti petir dan hujan
3. menghasilkan suara yang lebih jernih
Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan.



Tetapi sistem FM juga memiliki kekurangan yaitu jangkauan yang kurang luas. Maka untuk memperluas jangkauannya tranmitter FM harus diletakkan ditempat yang sangat tinggi dan dihubungkan oleh station penghubung.
Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan Disini kita bisa melihat betapa besar manfaat dari radio, seperti pada penyelamatan kapal yang tenggelam, komunikisi bila arah haluan kapal menyimpang dari yang telah ditentukan. kita tahu pada saat tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912, komunikasi untuk menyelamatkan penumpang juga dilakukan melalui radio. Penggunaan radio sebgai alat komunikasi semakin berkembang pada tahun 1930 yaitu sebagai komunikasi pada pesawat terbang, polisi dan militer.
2.3.  Masa Kejayaan radio
Pada tahun 1920 – 1950, radio menjadi sumber hiburan utama bagi keluarga. Di luar negeri radio menjadi pusat hiburan menyiarkan musik, drama, komedi dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia dimanfaatkan untuk perjuangan mencapai kemerdekaan Radio siaran yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bataviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu di Indonesia banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlandsch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan Di solo juga muncul Solosche Radio Vereniging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Matarasme Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sabagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli. Pada zaman Jepang, siaran radio di Indonesia mengalami kemunduran. Semua radio disentralisasikan oleh jawatan khusus Hoso Kantriyoku. Siaran radio ini diarahkan demi kepentingan militer Jepang. Mengapa jepang melakukan sentralisir terhadap siaran radio yang ada? Hal ini terutama dilakukan untuk menutup-nutupi kekalahannya dalam perang dunia 2. Akan tetapi segi positifnya, jepang mengizinkan kesenian dan kebudayaan Indonesia berkembang melalui radio. Oleh karena itu pada jaman ini, kesenian dan lagu-lagu Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 11 September didirikanlah Radio Republik Indonesia ( RRI )
Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain :
1.    Sebagai propaganda ( misal propaganda akan kalahnya Jepang pada PD II )
2.    Sebagai media komunikasi
3.    Sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan
4.    Sebagai penyalur pendapat masyarakat
5.    Sebagai media hiburan
Radio, pada masa modern, mulai digantikan kedudukannya oleh televisi. Orang lebih menyukai televisi karena suatu acara terlihat lebih nyata. Namun demikian kita tidak boleh melupakan pentingnya jasa radio dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini. Kita harus ingat bahwa pada jaman perjuangan, berita-berita dan komunikasi dengan dunia luar masih dilakukan melalui Radio. ( Raden Ahnaf Faqih Shaimy. Sejarah Ditemukannya Radio )


2.4 Radio Sebagai Media Pendidikan
Pada dasaranya media yang banyak dipergunakan dalam proses belajar mengajar adalah media komunikasi, komunikasi dan pendidikan cukup erat kaitannya Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Melalui radio, seseorang dapat mengetahui dan memahami sesuatu
Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio yang hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran) saja. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalah-masalah dalam kehidupan serta acara hiburan yang menyenangkan.
Media audio/radio pembelajaran adalah suatu media yang menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran melalui cd atau disiarkan melalui station pemancar radio Menurut UU No. 32/2002 tentang penyiaran: ” Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.





Ciri-ciri radio pembelajaran adalah sebagai berikiut :
1.    Disajikan dalam CD/ kaset audio sehingga pengguna dapat mendengarkannya secara berulang-ulang
2.    Dapat dimanfaatkan dikelas-kelas pembelajaran reguler, pendidikan jarak jauh, kelompok pendidikan luar sekolah, dan secara mandiri
3.    Pembuatannya menggunakan prosedur pengembangan media pembelajaran
( Makalah Sri wahyuni. Peningkatan media audio/radio pembelajaran.TEKNOLOGI PENDIDIKAN. FIP. UNY )
Dapat dimengerti kalau radio menjadi media pendidikan dalam berbagai aspeknya. Karena media ini memang memiliki potensi dan kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan. Radio sebagai pemberi informasi dan alat yang mendidik, muatan sajiannya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, moral, dan akhlak seseorang.







2.5  Radio Pendidikan di Era Globalisasi
Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan, melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi, internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini popular dengan sebutan globalisasi
Saat ini dalam kondisi kencangnya arus globalisasi, terutama media elektronik, banyak terjadi proses ‘pendidikan’ berupa propaganda mengenai demokrasi ala Barat, atau tayangan-tayangan yang bersifat destruktif seperti tema kekerasan/sadis, pornografis dan acara-acara misteri yang melenceng dari tata nilai, kesopanan serta moral-etika dan akidah agama. Selain  itu, penyebaran narkoba serta gaya hidup permissif, matelialistis dan konsumptif yang membolehkan segala cara dan perbuatan apa saja yang bisa memuaskan kebutuhan lahir batin meskipun melanggar akidah agama dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut masyarakat bangsa ini..
Masalah kecanduan rokok, narkoba, minuman keras dan gaya hidup bebas (free sex) sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja dan ‘preman’, tetapi sejak siswa Taman Kanak-kanak, SD sampai ke bangku perguruan tinggi. Alangkah indahnya bila forum media pendidikan non formal seperti media cetak dan elektronik ramai-ramai menyuguhkan masukan dan informasi yang sarat dengan muatan pendidikan moral. Salah satunya adalah muatan-muatan berisi informasi dan ilmu serta teknologi mengenai penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan, kesehatan serta bentuk rubrik, komik atau siaran yang menguntungkan dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan. ( Makna Pendidikan Dan Proklamasi NKRI. WASPADA Online)
Sebagai akibatnya, media radio mengalami pergeseran teknologi, radio sebagai media yang berperan penting dalam sejarah kontemporer telah melalui masa-masa pasang surutnya hampir satu abad. Kini, radio dengan mudah kita temui di berbagai tempat. Namun datangnya media elektronik televisi, internet ( dunia mayacyber ) telah membuat radio kurang banyak peminat walaupun banyak kita temui radio diberbagai tempat.
Kini, radio dihadapkan pada situasi yang berbeda. Meski teknologi radio mengalami kemajuan, namun media yang satu ini harus berhadapan dengan jenis media baru lainnya yang lebih menarik dan efektif. Televisi merupakan contoh media baru yang banyak menyedot perhatian publik. Selain televisi, internet merupakan pesaing terbaru radio. Dalam waktu yang relatif singkat, internet telah berhasil mengundang banyak peminat. Radio pendidikan khususnya terperosot karena munculnya berbagai teknologi-teknologi baru seperti televisi, dan internet yang menjadikan semua informasi dapat diakses langsung. Alhasil radio malah jadi terpingirkan atau kurang diperhatikan oleh publik karena kurangnya minat seseorang dan program-program yang dibuat monoton sehingga orang jenuh akan radio karena hanya media yang hanya memanfaatkan indera pendengaran saja.
Faktor pendukung munculnya globalisasi antara lain : Berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi dunia. ( Faktor-faktor pendukung munculnya globalisasi Ahmad Haikal )
Media komunikasi menjadi alat yang paling banyak memberikan kontribusi dalam suatu proses globalisasi. Informasi disebarkan dengan sangat cepat sekali, terus menerus dan terstruktur. Dampak positif dari era globalisasi adalah teknologi berkembang pesat. baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Sedang aspek negatif Globalisasi
ialah terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetensi dalam bidang teknologi



















BAB III
DATA HASIL PENELITIAN

3.1 Nama Kedudukan Organisasi Tempat Praktek Kerja
     Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia (SLN-RRI) yang lebih dikenal dengan nama “Suara Indonesia” atau “The Voice of Indonesia” adalah sebuah sarana penerangan luar negeri (Overs Seas Broadcasting System) yang telah dimiliki oleh Radio Republik Indonesia sejak tahun 1945. Siaran Luar Negeri ini merupakan bagian dari Direktorat Jendral Radio, Televisi, Film Republik Indonesia.
    Siaran Luar Negeri mengudara selama kurang lebih 12 jam sehari dengan gelombang 9.525,Khz31m. Siaran Luar Negeri meiputi sasaran yaitu Afrika Utara, Amerika, Asia Pasifik, Australia, Eropa, dan Timur Tengah. Siaran dilaksanakan dari pusar siaran yang berbeda di Jalan Medan Merdeka Barat No.4-5 Jakarta Pusat. Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia disiarkan dalam sepuluh bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, Arab, Jerman, Malaysia, Thailand, Perancis, dan Spanyol. Dan sejak tanggal 16 Juli 1988, Siaran Luar Negeri dapat menjangkau wilayah sasaran yang leih luas (terutama ke seluruh wilayah Asia dan Eropa), yaitu dengan diresmikannya pemancar di Padang Cermin Sumatera Utara yang berkekuatan 250Kw dan dua pemancar masing – masing berkekuatan 100kw di Cimanggis Bogor Jawa Barat. Dengan demikian, Siaran Luar Negeri Republik Indonesia mengudara melalui tiga pemancar dengan jumlah kekuatan 450Kw.


3.2. Sejarah Didirikannya Siaran Luar Negeri RRI
    Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 Telah menggerakkan rakyat Indonesia untuk berjuang di berbagai bidang, termasuk para pemuda yang menekuni bidang siaran radio. Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia dengan sebutan “The Voice of Indonesia” atau dikenal dengan “Suara Indonesia”, pada awal berdirinya merupakan wadah perjuangan bagi patiot muda untuk memperknalkan sebuah negara yang baru merdeka kepada Dunia Internasional.
    Siaran radio tersebut mencerminkan tentang suatu negara yang baru dengan rakyatnya yang sudah membulatkan tekad untuk merdeka bersatu dan berdaulat untuk mewujudkan masyarakat yang adik dan makmur. Berbagai negara seperti, Australia, India, Pakistan, Mesir dan Amerika serikat memberikan tanggapan positif dan melalui siaran tersebut tercipta citra Indonesia yang berjuang sampai ke forum nasional. Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia hingga November 1945 terdapat tiga stasiun radio yang ditunjuk ke luar negeri, yaitu Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Ketiga stasiun radio tersebut menggunakan sebutan “Voice of Indonesia” dan berhasil menyampaikan jalannya revolusi Indonesia ke luar negeri. “The voice of Indonesia” diambil dari sebuah penerbitan majalah berbahasa Inggris yang bernama “The Voice of Indonesia” sebagai bahan siaran.
    Penyiaran tersebut dilakukan beberapa jam dalam sehari, terutama di malam hari. Tempat siaran masih harus dirahasiakan dantidak jarang pejuang muda Indonesia yang berjuangan dengan menggunakan siaran radio tersebut dipaksa berpindah – pindah tempat untuk menghindari serangan dan pemboman tentara sekutu NICA (tentara Hindia – Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia).
    Selanjutnya pada bulan Juli 1946 terbentuknya “The Voice of Indonesia” yang berasal dari Bandung, Jakarta, dan Surabaya yang kemudian melahirkan “The Indonesia Broadcasting Center” atau IBC di Yogyakarta.
    Setelah menyerahkan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1949 dan dengan berpindahnya Ibukota Republik Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta, “The Voice of Free Indonesia” pun ikut pindah ke Jakarta dengan memakai nama panggilan “The Voice of Indonesia’ sebagai alat perjuangan, Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia telah terbukti peranannya.

    Namun, Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia tetap mengemban misi pembentukan citra positif Indonesia di mata dunia Internasional, memberikan peneragan yang jelas benar tentang Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di segala bidang dan menampilkan wajah Indonesia melalui kebudayaannya. Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia turut menjaga integeritas warga negara indonesia (WNI) yang bertempat tinggal di negara luar melalui acara siaran “Indonesia Negara Pancasila”.
    Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 oleh para tokoh yang sebenarnya masih aktif mengoperasikan beberapa Stasiun Radio Jepang di enak kota. Rapat utusan enam radio yang berlangsung di kediaman Adang Kadarusman, di Jalan Menteng Dalam Jakarta. Dari rapat tersebut dihasilkan keputusan untuk menjadikan Stasiun Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdurachman Saleh sebagai Ketua Umum Radio Republik Indonesia, dan dikenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi tiga butir komitmen dan fungsi Radio Republik Indonesia, yang dikenal dengan Tri Prasetya Radio Republik Indonesia.
    Ketiga butir Tri Prasetya tersebut mereflesikan komitmen Radio Republik Indonesia untuk bersikap netral, tidak memihak ada salah satu aliran atau keyakinan partai atau golongan. Likuidasi Departemen Penerangan oleh pemerinahan Abdurachman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan dari Govermeny Owend Radio Menjadi Public Service Broadcasting dengan disadari peraturan pemerinah No.37 tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 7 Juni 2000.
    Pembenahan Organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (Shared Vision) di kalangan pegawai Radio Republik Indonesia yang berjumlah kurang lebih 8500 orang yang semula berorientasi sebagai pegawai pemerintah dan melaksanakan tugas – tugas yang cenderung birokratis.
    Dewasa ini Radio Republik Indonesia memiliki 52 stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri yang disebut “Suara Indonesia” kecuali jakarta, Radio Republik Indonesia  di daerah dan hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam tiga program, yaitu daerah yang melayani segmen masyarakat luas sampai pedesaan (Pro I), yang melayani segmen masyarakat perkotaan (Pro II), dan (Pro III), dan yang menyajikan berita dan informasi kemasyakarat luas (News Channel). Di stasiun cabang utama di Jakarta terdapat enam program, yaitu programa I untuk para pendengar di Jakarta usia dewasa, Programa II untuk segmen pendengar remaja di Jakarta, programa III khusus untuk berita dan informasi, Programa IV khusus untuk kebudayaan, Programa V khusus untuk saluran pendidikan, dan Programa VI khusus untuk musil klasik dan bahasa asing. Sedangkan “Suara Indonesia” (Voice of Indonesia) menyelenggarakan aluran sepuluh bahasa. Radio Republik Indonesia juga masih merintis pemanfaatan multimedia dengan membuka sitsus www.rrionline.com serta pemanfaatan sarana penyiaran digital dengan memanfaatkan satelit milik World Space Coorporation.


3.3. Sasaran Siaran Luar Negeri
     Sasaran Siaran luar negeri Radio Republik Indonesia, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI), baik yang berdomisili di Indonesia maupun yang tinggal di luar negeri, serta Warga Negara Asing (WNA) yang berada di wilayah sasaran yang disiarkan. Dalam hal ini penulis menyiarkan berita dalam bahasa jepang. Berita – berita yang disiarkan adalah berita mengenai kebudayaan Indonesia, politik, dan keadaan Indonesia Dewasa ini. Di jepang sendiri siaran Voice of Indonesia atau dalam bahasa jepang インドネシアの声(Indonesia no koe) ini dapat di dengarkan melalui gelombang radio 9,525 Khz. Acara ini disiarkan setiap hari dan penyiar atau dalam bahasa jepang アナウンサー(Anaunsaa)Selalu membuka dengan sambutan yang hangat dalam bahasa jepang Seperti こちらはインドネシアの声です、RRIインドネシア共和放送の国際放送です。ジャカルタから9,525Khzでお切りしています。またホームページwww.voi.co.idでお楽しみいただくことができます。どうぞお楽しみください(Kochira wa indonesia no koe desu, RRI Indonesia kyowahousou no kokusai housou desu. Jakaruta kara 9,525 Khz de okuri shiteimasu. Mata hoomu peeji www.voi.co.id de otanoshimi itadaku kotoga dekimasu. Douzou otanoshimi kudasai).






3.4 Jaringan dan Sindikasi RRI
    Jaringan Siaran Radio Republik Indonesia adalah Siaran yang dilakukan oleh dua cabang RRI atau lebih secara serentak. Jaringan RRI dapat dilakukan sebagai berikut :
1.    Antara Radio Republik Indonesia
    Jaringan Siaran Antara Radio Republik Indonesia berbentuk :
a.    Siaran Sentral
b.    Siaran Terpadu Nasional
c.    Siaran Terpadu Daerah
    Kriteria materi/isi jaringan siaran :
a.    Program Berita/Informasi
b.    Program Non Berita/Informasi
2.    Radio Republik Indonesia dengan lembaga
a.    Penyiaran Radio Luar Negeri
3.    Radio Republik Indonesia Dengan Lembaga
a.    Penyiaran yang lainnya.
    Sindikasi adalah kerjasama antara sesama stasiun radio dalam menyelenggarakan siaran untuk paket – paket siaran tertentu.





Macam – macan Sindikasi, antara lain :
1.    Sindikasi Antara Radio Republik Indnesia :
a.    Sindikasi Nasional
b.    Sindikasi Regional
2.    Sindikasi Radio Republik Indonesia dengan :
a.    Lembaga Penyiaran Swasta
3.    Sindikasi Radio Republik Indonesia dengan Lembaga :
a.    Penyiaran Luar Negeri.
















BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1  Kegiatan Siaran Luar Negeri
   
    Siaran Luar negeri RRI (The Voice of Indonesia) setiap hari disiarkan dalam sepuluh bahasa. Mata acaranya diantaranya berisi informasi atau berita mengenai Indonesia dan hubungannya dengan dunia internasional, kepariwisataan dan kesenian Indonesia, pelajaran bahasa asing, dan lain – lain, berita yang masuk dari kantor berita Antara diberikan ke masing – masing desk untuk diterjemahkan
    Siaran yang diudarakan dapat berupa siaran langsung atau siaran tidak langsung. Untuk siaran tidak langsung, materi siaran direkan diatas pita reel untuk disiarkan pada jam yang telah ditentukan.
    Kegiatan dalam proses penyelenggaraan produksi dan siaran – siaran luar negeri Radio Republik Indonesia meliputi kegiatan sebagai berikut :
a.    Menyusun Daftar Acara Siaran (DAS)
b.    Mengumpulkan bahan acara siaran sesuai dengan DAS yang berupa naskah – naskah berita, komentar, ulasan, pers, dan lain – lain.
c.    Mengetik dan menyelesaikan naskah – naskah yang disesuaikan dengan keadaan pandangan di wilayah sasaran.
d.    Menterjemahkan naskah yang telah di seleksi dari bahasa Indonesia ke bahasa asing sesuai dengan Desk masing – masing.
e.    Mengumpulkan bahan – bahan siaran dalam bentuk rekaman audio, seperti piringan hitam dan pita reel.
f.    Mengorganisir pembaca berita dan operator untuk kepentingan penyiaran dan rekaman siaran.
g.    Menyiapkan dan membuat dokumentasi dari bahan – bahan yang telah direkam dan disiarkan.


















4.2 Kegiatan Kerja
   
    Selama satu bulan menjalankan Praktek kerja di RRI, penulis banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman mengenai pemberitaan dan penyiaran. Penulis juga mampu mengerjakan  seluruh tugas yang diberikan oleh pengawas dan staff – staffnya. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah :
4.2.1. Mencari Furigana
Penulis ditugaskan mencari furigana dari kanji yang akan diterjemahkan, karena kanji memiliki banyak arti dan cara baca yang berbeda ditambah lagi dengan cara baca khusus atau 特別の読み方(tokubetsu no yomikata). Seperti 為替(Kawase). Kanji yang dicari furigana nya adalah kanji - kanji khusus yang tidak umum dan kanji – kanji tersebut diambil dari koran Jakarta Shimbun berita tersebut di saring dan ditulis ulang sehingga menjadi berita yang baru dan di upload ke situs internet RRI.
4.2.2. Mengambil Koran
Untuk Mencari Berita, tak hanya pemberitaan yan sudah ada di dalam data komputer Desk bahasa jepang. Tetapi para staff desk jepang juga membutuhkan berita tambahan yang berasal dari koran – koran jepang salah satunya adalah yang bersumber dari koran Jakarta Shimbun. Setiap harinya para peserta praktek kerja lapangan diwajibkan untuk mengambil koran dari kantor Jakarta Shimbun yang berada di lantai dua Menara Thamrin, Jakarta. Setelah itu pengawas memilih berita dari koran tersebut dan menandai kanji – kanji yang akan di cari artinya.

4.2.3    Membuat Daftar Acara Siaran
Susunan Membuat Daftar Acara Siaran (DAS) Seperti contoh berikut :
Waktu Siaran    Materi Siaran    Durasi    Jenis Siaran    Keterangan
17:00 – 17:30    Pena    30 menit     H    Erna

•    Jenis Siaran terdiri dari :
H : Langsung, Tp : Rekaman, Lp : Piringan hitam
4.2.4    Membuat Laporan Kegiatan Desk
Setiap berita akan disiarkan terlebih dahulu kemudian dilaporkan dalam kegiatan desk. Laporan tersebut diketik dengan komputer yang berada di setiap desk, dan penulis mengetik berita yang diberikan oleh pengawas untuk di up-load ke dalam laporan kegiatan desk. Karena laporan ditulis dengan menggunakan bahasa jepang. Penulis harus bisa membedakan setiap kanji yang di gunakan dan kemampuan kanji sangat dibutuhkan dalam hal ini. Setelah berita tersebut diketik, berita berita dimasukkan kedalam sebuah situs khusus RRI. Ada beberapa kategori dalam membuat berita ini yaitu 文化(Bungka)、Atau kebudayaan、政治(Seiji)、Atau Politik、Dan経済(Keizai)、Ekonomi.
4.2.5    Menyiarkan Berita
        Berita – berita yang masuk kedalam sistem komputer RRI, akan segera diterjemahkan, berita berita itu mencakup, Pesona Indonesia, PENA, Mari Belajar Bahasa Indonesia, Dan Fokus. Para perserta PKL wajib menterjemahkan dari bahasa indonesia ke bahasa jepang. Setelah diterjemahkan dan diperiksa oleh pengawas, berita dibawa ke studio untuk disiarkan. Menyiarkan berita memerlukan kemampuan pelafalan bahasa jepang yang baik, dan pesera PKL dituntut untuk mampu membaca huruf huruf jepang baik kanji, hiragana, dan katakana secara cepat dan jelas. Setelah berita direkam, berita tidak akan langsung disiarkan tetapi berita tersebut akan diedit oleh operator, kemudian setelah sempurna berita akan disiarkan seseuai dengan jamnya.

4.2.6    Membalas Surat
        Setiap bulannya banyak sekali surat dari para pendengar yang masuk, surat tersebut berasal dari para pendengar siaran luar negeri. Surat yang masuk adalah masukkan berupa kritik dan saran yang membangun. Surat – Surat berbahasa jepang tersebut wajib dibalas dan disini kemampuan bahasa jepang peserta PKL sangat dibutuhkan. Selain itu masalah yang timbul adalah saat membaca alamat,  peserta PKL harus mengetahui kanji – kanji khusus seperti nama kota, nama jalan. Yang ditulis dengan kanji. Biasanya dalam surat balasan akan disisipkan kartu pos dengan gambar pemandangan indonesia atau kebudayaan dari Indonesia.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
    Berdasarkan uraian pembahasan analisis dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
a.    The Voice of Indonesia” adalah sebuah sarana penerangan luar negeri (Overs Seas Broadcasting System), yang memberikan informasi mengenai keadaan yang sedang terjadi di Indonesia.
b.    Sasaran Siaran luar negeri Radio Republik Indonesia, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI), baik yang berdomisili di Indonesia maupun yang tinggal di luar negeri,
c.     Menyiarkan berita memerlukan kemampuan pelafalan bahasa jepang yang baik, karena tujuan dari penyiaran ini adalah memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh negara sasaran dalam hal ini jepang, juga untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada pendengar di Jepang.
d.    Dalam hal mencari furigana, penterjemah harus berhati – hati karena banyak sekali kanji – kanji dengan car abaca khusus (Tokubetsu no yomikata).





5.2    Saran
Saran penulis adalah dilakukan pengembangan lebih lanjut dan pembelajaran khusus mengenai penyiaran dalam bahasa asing dalam hal ini khususnya Bahasa Jepang. Agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh sasaran dan tidak menimbulkan salah pengertian.










No comments:

Post a Comment